PREDIKSI
KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL GROVER, ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE DAN
ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK
INDONESIA
Ni
Made Evi Dwi Prihanthini1
Maria
M. Ratna Sari2
1Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia
e-mail
: evi.dwip@yahoo.com / telp: +62 85 739 413 587
2Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Kesulitan
keuangan merupakan tahapan penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan. Perusahaan
yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka waktu yang lama memiliki kecenderungan
untuk mengalami kebangkrutan. Ada banyak pihak yang akan dirugikan jika suatu
perusahaan mengalami kebangkrutan, untuk itulah diperlukan model prediksi kebangkrutan
yang dapat memberikan peringatan dini bagi perusahaan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan model Grover dengan model Altman Z-Score,
model Grover dengan model Springate, dan model Grover dengan model Zmijewski
serta untuk mengetahui model prediksi kebangkrutan yang terakurat. Penelitian menggunakan
alat analisis teknik uji paired samplet-test dengan bantuan program microsoft
excel. Kesimpulan hasil pengujian penelitian ini menunjukkan perbedaan
signifikan antara model Grover dengan model Altman Z-Score, model Grover
dengan model Springate, serta model Grover dengan model Zmijewski serta tingkat
akurasi tertinggi yang diraih model Grover kemudian disusul oleh model
Springate, model Zmijewski, dan terakhir model Altman Z-score.
Kata
kunci : Financial Distress, Model Prediksi, Laporan
Keuangan
ABSTRACT
Financial
distress is the decline stage of a company's financial condition. Companies experiencing
financial difficulties in the long term have a tendency to go bankrupt. There are
many people who will be harmed if a company went bankrupt, which is required
for bankruptcy prediction models that can provide early warning for the
company. This study was conducted to determine whether there is a difference
Grover models with Altman Zscore models, Grover models with Springate models,
and Grover models with Zmijewski models and to determine the most accurate
bankruptcy prediction model. Research using apaired test analysis techniques
samplet-test with the help of Microsoft Excel program. Conclusion of this study
showed significant differences between the models Grover with Altman Z-Score
models, Grover models with Springate models, and Grover models with Zmijewski
models. And the highest level of accuracy achieved by the Grover models followed
by Springate models, models Zmijewski, and final models Altman Z-score.
Keywords:
Financial Distress, Predictions Model, Financial Statements
PENDAHULUAN
Perkembangan
zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi dan perubahan siklus ekonomi
menyebabkan dunia usaha juga terus mengalami perubahan. Perubahan ini berdampak
pada persaingan ketat yang dialami semua kalangan pelaku dalam dunia bisnis
(Sinambela, 2009). Perusahaan diharapkan tidak hanya mampu beradaptasi dengan
keadaan, tetapi juga dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan di tengah
perubahan yang terus terjadi. Selain perubahan yang terus terjadi, kebangkrutan
adalah tantangan lain yang harus
dihadapi
oleh suatu perusahaan. Kebangkrutan adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan
tidak mampu lagi untuk mengoperasikan perusahaan dengan baik karena kesulitan
keuangan yang dialami entitas tersebut sudah sangat parah. Elmabrok, et al (2012)
berpendapat bahwa kebangkrutan atau kegagalan keuangan terjadi ketika jumlah
kewajiban melebihi nilai wajar aset atau ketika kewajiban lancar melebihi
aktiva lancar. Kebangkrutan atau kegagalan keuangan yang dialami oleh sebagian
besar perusahaan dapat berdampak buruk terhadap perekonomian dunia (June Li,
2012). Almilia dan Herdiningtyas (2005) menilai bahwa kebangkrutan cepat terjadi
pada negara yang mengalami kesulitan ekonomi atau krisis keuangan. Ramadhani
dan Lukviarman (2009) serta Ghosh (2013) menyatakan bahwa kebangkrutan
perusahaan ditandai dengan adanya penurunan kondisi keuangan perusahaan yang
terjadi secara berkepanjangan dan terus-menerus (financial distress).
Menurut penelitian Gamayuni (2011), penyebab kebangkrutan dapat berasal dari
faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal antara lain kurangnya
pengalaman manajemen, kurangnya pengetahuan dalam mempergunakan asset dan
liabilities secara efektif. Sedangkan faktor eksternal yaitu inflasi,
sistem pajak dan hukum, depresiasi mata uang asing, dan alasan lainnya. Ada
pihak-pihak yang akan dirugikan jika suatu perusahaan sampai mengalami
kebangkrutan. Adriana, dkk (2012) menjelaskan bahwa pihak yang dirugikan adalah
pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan seperti investor dan
kreditur. Untuk itu, diperlukan suatu alat atau model prediksi yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya potensi kebangkrutan perusahaan. Penelitian
mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan
berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk
memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan
(Endri, 2009). Pradhan (2011) menilai bahwa tindakan untuk memperbaiki keadaan
keuangan setelah menerima peringatan dini untuk kebangkrutan tergantung pada
penggunaan kapasitas sektor tertentu dan ketersediaan pilihan keuangan
perusahaan tersebut. Seperti yang dinyatakan Nidhi dan Saini (2013) bahwa
keadaan keuangan perusahaan dapat dinilai menggunakan rasio keuangan standar.
Beberapa alat deteksi kebangkrutan yang dapat digunakan yaitu model Altman Z-score
(1968), model Springate (1978), model Zmijewski (1983) serta model
Grover yang diciptakan melalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model
Altman. Dari model prediksi kebangkrutan di atas, ditemukan perbedaan pada
hasil prediksi. Penelitian Fatmawati (2012) menyatakan bahwa model Zmijewski merupakan
model prediksi yang lebih akurat daripada model Altman Z-score dan model
Springate, tetapi Hadi dan Anggraeni (2008) menyimpulkan bahwa model prediksi
Altman merupakan prediktor terbaik di antara ketiga prediktor yang dianalisa
yaitu model Altman Z-score, model Zmijewski dan model Springate. Imanzadeh,
et al. (2011) memprediksi bahwa model Springate lebih konservatif daripada
model Zmijewski. Melihat perbedaan hasil penelitian di atas, maka penelitian
kali ini mengkaji tentang perbedaan prediksi kebangkrutan model Altman Z-score,
model Springate dan model Zmijewski dengan menambahkan model Grover. Penelitian
ini juga dilakukan untuk mengetahui model prediksi kebangkrutan terakurat yang
digunakan memprediksi kebangkrutan perusahaan Food and Beverage (F&B) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga mendapatkan model yang tepat
untuk memprediksi kebangkrutan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Model
Grover
Model
Grover merupakan model yang diciptakan dengan melakukan pendesainan dan
penilaian ulang terhadap model Altman Z-Score. Jeffrey S. Grover
menggunakan sampel sesuai dengan model Altman Z-score pada tahun 1968,
dengan menambahkan tiga belas rasio keuangan baru. Sampel yang digunakan
sebanyak 70 perusahaan dengan 35 perusahaan yang bangkrut dan 35 perusahaan
yang tidak bangkrut pada tahun 1982 sampai 1996. Jeffrey S. Grover (2001)
menghasilkan fungsi sebagai berikut:
Score
= 1,650X1 + 3,404X3 – 0,016ROA + 0,057
...............................................(1)
Dimana
:
X1 =
Working capital/Total assets
X3 =
Earnings before interest and taxes/Total assets
ROA
= net income/total assets
Model
Grover mengkategorikan perusahaan dalam keadaan bangkrut dengan skor kurang
atau sama dengan -0,02 (Z ≤ -0,02). Sedangkan nilai untuk perusahaan yang
dikategorikan dalam keadaan tidak bangkrut adalah lebih atau sama dengan 0,01
(Z ≥ 0,01).
Model
Altman Z-Score
Pada
tahun 1968, Altman menerapkan Multiple Discriminant Analysis untuk pertama
kalinya. Analisis diskriminan yang dilakukan Altman dengan mengidentifikasikan
rasio-rasio keuangan menghasilkan suatu model yang dapat memprediksi perusahaan
yang memiliki kemungkinan tinggi untuk bangkrut dan tidak bangkrut. Fatmawati
(2012) menyatakan model prediksi ini mengalami beberapa revisi hingga menjadi
persamaan baru yang telah disesuaikan agar prediksi dapat dilakukan terhadap
perusahaan swasta dan tidak hanya sebatas perusahaan manufaktur yang telah go
public. Anjum (2012) berpendapat bahwa model ini dapat diterapkan pada
ekonomi modern yang mampu memprediksi kebangkrutan hingga satu, dua, dan tiga
tahun ke depan. Pendapat senada juga diberikan Hayes, dkk (2010) serta Odipo
dan Sitati (2010) bahwa model ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi yaitu di
atas 80%. Model yang dikenal sebagai Revised Altman’s Z-Score dengan
fungsi diskriminan sebagai berikut (Altman, 2000):
Z =
0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,988X5 ..................................(2)
Dimana:
X1 =
Working Capital / Total Asset
X2 =
Retained Earnings / Total Asset
X3 =
Earning Before Interest and Taxes/Total Asset
X4 =
Book Value of Equity / Book Value of Total Debt
X5 =
Sales / Total Asset
Model
Altman Z-Score mengklasifikasikan perusahaan dengan skor < 1,23 berpotensi
untuk mengalami kebangkrutan. Skor 1,23 – 2,90 diklasifikasikan sebagai grey
area, sedangkan perusahaan dengan skor > 2,90 diklasifikasikan sebagai
perusahaan yang tidak berpotensi mengalami kebangkrutan.
Model
Springate
Penelitian
yang dilakukan oleh Gordon L.V Springate (1978) menghasilkan model prediksi
kebangkrutan yang dibuat dengan mengikuti prosedur model Altman. Model prediksi
kebangkrutan yang dikenal sebagai model Springate ini menggunakan 4 rasio
keuangan yang dipilih berdasarkan 19 rasio-rasio keuangan dalam berbagai
literatur. Model ini memiliki rumus sebagai berikut:
Z =
1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D
..............................................................( 3)
Dimana:
A = Working
Capital/Total Asset
B =
Net Profit before Interest and Taxes/Total Asset
C =
Net Profit before Taxes/Current Liabilities
D =
Sales / Total Asset
Model
Springate ini mengklasifikasikan perusahaan dengan skor Z > 0,862 merupakan
perusahaan yang tidak berpotensi bangkrut, begitu juga sebaliknya jika
perusahaan memiliki skor Z < 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak
sehat dan berpotensi untuk bangkrut.
Model
Zmijewski
Model
prediksi yang dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset
selama 20 tahun yang ditelaah ulang. Model ini menghasilkan rumus sebagai
berikut:
X =
-4,3 - 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3 .................................................................(4)
Dimana
:
X1 =
ROA (Return on Asset)
X2 =
Leverage (Debt Ratio)
X3 =
Likuiditas (Current Ratio)
Jika
skor yang diperoleh sebuah perusahaan dari model prediksi kebangkrutan ini
melebihi 0 maka perusahaan diprediksi berpotensi mengalami kebangkrutan.
Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki skor yang kurang dari 0 maka
perusahaan diprediksi tidak berpotensi untuk mengalami kebangkrutan.
Hipotesis
H1 :
Terdapat perbedaan antara Model Grover dengan Model Altman Z-Score dalam
memprediksi kebangkrutan pada perusahaan F&B yang terdaftar di
BEI.
H2 :
Terdapat perbedaan antara Model Grover dengan Model Springate dalam memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan F&B yang terdaftar di BEI.
H3 :
Terdapat perbedaan antara Model Grover dengan Model Zmijewski dalam memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan F&B yang terdaftar di BEI.
H4 :
Model Grover merupakan prediksi kebangkrutan yang terakurat pada perusahaan F&B
yang terdaftar di BEI.
H5 :
Model Altman Z-score merupakan prediksi kebangkrutan terakurat pada perusahaan
F&B yang terdaftar di BEI.
H6 :
Model Springate merupakan prediksi kebangkrutan yang terakurat pada perusahaan F&B
yang terdaftar di BEI.
H7 :
Model Zmijewski merupakan prediksi kebangkrutan yang terakurat pada perusahaan F&B
yang terdaftar di BEI.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
akan dilaksanakan pada perusahaan F&B yang terdaftar di BEI periode
2008-2012 dengan mengakses website www.idx.co.id. Obyek penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan F&B yang terdaftar di BEI periode 2008- 2012.
Populasi penelitian ini merupakan keseluruhan perusahaan F&B yang terdaftar
di BEI, dengan melakukan metode purposive sampling dalam pemilihan sampel.
Teknik
Analisis Data
Teknik
uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan secara statistik tingkat
kebangkrutan Model Grover dengan Model Altman Z-score, Model Springate,
dan Model Zmijewski. Setelah melakukan uji beda, kemudian melakukan perhitungan
untuk mencari model prediksi kebangkrutan yang terakurat.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penghitungan
Model-model Prediksi Kebangkrutan
Keseluruhan
sampel pada perusahaan F&B yang terdapat di tabel 1. memiliki skor
rata-rata diatas nilai cutoff, yaitu melebihi -0,02. Hal ini berarti bahwa
tidak ada perusahaan yang diprediksi akan mengalami kebangkrutan dari model
Grover. Jika menggunakan data perusahaan yang masih terdaftar di (BEI) tahun
2013, maka hasil prediksi model Grover sesuai dengan kenyataannya. Karena saat
ini, keseluruhan sampel perusahaan F&B masih terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan masih dapat beroperasi dengan baik.
Tabel 2.
menunjukkan terdapat 2 sampel pada perusahaan Food and Beverage memiliki
skor rata-rata dibawah nilai cutoff yaitu di bawah nilai 1,23 atau
nilainya kurang dari 1,23. Perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan kode
saham ADES dan AISA. Sedangkan 8 sampel lainnya memiliki skor ratarata diatas
nilai cutoff. Hal ini menandakan model Altman Z-Score memprediksi
ada 2 sampel perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan, dan sisanya diprediksi
tidak akan mengalami kebangkrutan. Jika menggunakan data perusahaan yang
masih terdaftar di BEI tahun 2013, maka hasil prediksi model Altman Z-Score
tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena saat ini, keseluruhan sampel
perusahaan F&B masih terdaftar di BEI dan masih dapat beroperasi dengan
baik.
Model springate memiliki
nilai cutoff sebesar 0,086, yang artinya jika perusahaan memperoleh skor
kurang dari 0,086 maka perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami
kebangkrutan, begitu pula sebaliknya. Dari tabel 3. dapat dijelaskan bahwa 1
sampel pada perusahaan Food and Beverage memiliki skor rata-rata dibawah
nilai cutoff yaitu perusahaan dengan kode AISA. Sedangkan 9 sampel
lainnya memiliki skor rata-rata diatas nilai cutoff. Hal ini menandakan
model Springate memprediksi ada 1 sampel perusahaan yang akan mengalami
kebangkrutan, dan sisanya diprediksi tidak akan mengalami kebangkrutan. Jika
menggunakan data perusahaan yang masih terdaftar di BEI tahun 2013, maka hasil
prediksi model Springate tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena saat ini,
keseluruhan sampel perusahaan F&B masih terdaftar di BEI dan masih
dapat beroperasi dengan baik.
Model zmijewski memiliki nilai cutoff sebesar 0, jika suatu perusahaan memiliki skor lebih dari 0 maka perusahaan diprediksi mengalami kebangkrutan, begitu pula sebaliknya. Tabel 4. menunjukkan bahwa 1 sampel pada perusahaan Food and Beverage memiliki skor rata-rata diatas nilai cutoff yaitu perusahaan dengan kode saham ADES. Sedangkan 9 sampel lainnya memiliki skor rata-rata dibawah nilai cutoff. Hal ini menandakan model Zmijewski memprediksi ada 1 sampel perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan, dan sisanya diprediksi tidak akan mengalami kebangkrutan. Jika menggunakan data perusahaan yang masih terdaftar di BEI tahun 2013, maka hasil prediksi model Zmijewski tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena saat ini, keseluruhan sampel perusahaan Food and Beverage masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masih dapat beroperasi dengan baik.
Signifikansi
Perbedaan Model-model Prediksi Kebangkrutan
Pengujian paired
sample test pertama dilakukan untuk menguji model Grover dengan model
Altman Z-Score. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan secara
statistik. Pengujian kedua model menghasilkan thitung sebesar - 5,250, sehingga
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara model Grover dengan
model Altman Z-Score. Pengujian kedua dilakukan terhadap model Grover
dengan model Springate, yang juga menunjukkan perbedaan yang signifikan secara
statistik. Pengujian kedua model menghasilkan thitung sebesar -3,857, berarti
terdapat perbedaan yang signifikan antara model Grover dengan model Springate.
Pengujian terakhir dilakukan antara model Grover dengan model Zmijewski,
pengujian ini juga menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik.
Pengujian kedua model menghasilkan thitung sebesar 3,250, sehingga disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara model Grover dengan model
Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan F&B yang
terdaftar di BEI.
Model
Kebangkrutan yang Terakurat
Dari total sampel 10 perusahaan yang digunakan, model Grover memprediksi bahwa tidak ada perusahaan yang bangkrut dengan kata lain, semua perusahaan dinyatakan sehat. Pada kenyataannya memang tidak ada perusahaan yang bangkrut, sehingga model Grover tidak memiliki tingkat kesalahan dalam memprediksi kebangkrutan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model grover memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 10 sampel, atau tingkat akurasinya 100%.
Model
altman z-score memprediksi bahwa terdapat 2 perusahaan yang bangkrut dan
8 perusahaan diprediksi tidak mengalami kebangkrutan. Sedangkan pada
kenyataannya tidak ada perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa model altman z-score memiliki kesalahan dalam
memprediksi kebangkrutan perusahaan. Sehingga model ini hanya memiliki tingkat
akurasi sebesar 80%, dengan tipe error sebesar 20%.
Model
Springate memprediksi ada 1 perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan
sedangkan 9 perusahaan diprediksi tidak mengalami kebangkrutan. Apabila
dibandingkan dengan kenyataannya, maka model Springate memiliki tingkat
kesalahan dalam memprediksi kebangkrutan, karena pada kenyataannya tidak ada
perusahaan dalam sampel yang mengalami kebangkrutan. Dari penjelasan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa model ini memiliki tingkat akurasi sebesar 90%
dengan tipe I error sebesar 10%.
Sedangkan
model Zmijewski memprediksi bahwa terdapat 1 perusahaan yang akan mengalami
kebangkrutan dan 9 perusahaan diprediksi tidak mengalami kebangkrutan. Apabila
dibandingkan dengan kenyataannya, maka model Zmijewski memiliki tingkat
kesalahan dalam memprediksi kebangkrutan, karena pada kenyataannya tidak ada
perusahaan dalam sampel yang mengalami kebangkrutan. Dari penjelasan tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa model ini memiliki tingkat akurasi sebesar 90%
dengan tipe error sebesar 10%.
Berdasarkan
semua penghitungan model prediksi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
model Grover menunjukkan tingkat akurasi yang t inggi yaitu sebesar 100%.
Selanjutnya berturut-turut diikuti oleh model Springate dan model Zmijewski
masing-masing sebesar 90%. Dan yang terakhir adalah hasil prediksi model Altman
Z-Score dengan tingkat akurasi sebesar 80%. ini berarti bahwa model Grover
merupakan model prediksi yang tepat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan
pada perusahaan F&B yang terdaftar di BEI.
SIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan, analisis data menunjukkan hasil yang mendukung
hipotesis yang diajukan sebelumnya. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian
ini adalah.
1)
Terdapat perbedaan antara model Grover dengan model Altman Z-Score, model
Grover dengan model Springate, dan model Grover dengan model Zmijewski dalam
memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Food and Beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2)
Model Grover merupakan model prediksi yang paling sesuai diterapkan pada
perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) karena model ini memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi
dibandingkan dengan model prediksi lainnya yaitu sebesar 100%. Sedangkan model
Altman Z-Score memiliki tingkat akurasi sebesar 80%,
model
Springate 90% dan model Zmijewski sebesar 90%.
Dari
simpulan yang telah dikemukakan, maka saran-saran yang dapat diberikan untuk
menunjang peelitian berikutnya adalah.
1)
Laporan keuangan dari perusahaan yang telah go public biasanya hanya mencantumkan
beberapa rasio-rasio yang menunjukkan keuangan perusahaan. Sebaiknya perusahaan
juga mencantumkan hasil analisis kebangkrutan pada laporan keuangannya sehingga
pihak luar yang berkepentingan seperti investor dan kreditur dapat mengetahui
kondisi perusahaan. Investor perlu mengetahui kondisi perusahaan karena telah menanamkan
sahamnya di perusahaan. Sedangkan kreditor harus mengetahui kondisi perusahaan
karena telah memberikan pinjaman pada perusahaan.
2)
Hasil dari analisis prediksi kebangkrutan tidak sepenuhnya tepat dalam memprediksi
kebangkrutan, namun hasil analisis tetap penting dilakukan untuk memberikan
peringatan-peringatan dini tentang adanya sinyal-sinyal kesulitan keuangan pada
suatu perusahaan, sehingga manajer dapat melakukan langkah-langkah perbaikan
yang dirasa perlu bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan agar
perusahaan tidak benar-benar mengalami kebangkrutan.
3)
Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sampel, periode
penelitian, karakteristik industri yang akan dijadikan sampel serta menggunakan
model-model prediksi lainnya yang ada, agar mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik.
REFERENSI
Adriana,
Azwir Nasir, dan Rusli. 2012. Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Metode
Springate Pada Perusahaan Foods And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Repository. Fakultas Ekonomi
Universitas Riau.
Almilia,
Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMELTerhadap
Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000 – 2002. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 7(2). STIE PERBANAS Surabaya.
Altman,
Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction
of Corporate Bankcrupty. The Journal of Finance, 23(4), pp. 589-609.
Anjum,
Sanobar. 2012. Business bankruptcy prediction models: A significant study of
the Altman’s Z-score model. Asian Journal of Management Research 3(1).
Rayalaseema University.
Elmabrok,
Ali Abusalah., Mohammed and Ng Kim-Soon. 2012. Using Altman's Model and
Current Ratio to Assess the Financial Status of Companies Quoted In the
Malaysian Stock Exchange. International Journal of Scientific and Research
Publications, 2(7). Faculty of Technology Management, Business and
Entrepreneurship, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia.
Endri.
2009. Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi Dan Mengelola Perubahan
Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score. Perbanas Quarterly
Review, 2(1).
Fatmawati,
Mila. 2012. Penggunaan The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The Springate
Model Sebagai Prediktor Delisting. Jurnal Keuangan Dan Perbankan 16(1),
h:56-65. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro.
Gamayuni,
Rindu Rika. 2011. Analisis Ketepatan Model Altman sebagai Alat untuk
Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan 16(2). Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
Ghosh,
Partha. 2013. Testing of Altman’s Z - Score model, a Case Study of Dunlop
India Ltd. Paripex-Indian Journal Of Research 3(4). Faculty, Department of
Business Administration, George College of Management and Science, Kolkata.
Ghozali,
Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi,
Syamsul dan Atika Anggraeni. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan
Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, Dan The Springate
Model). Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Hayes,
Suzanne K. Kay A. Hodge and Larry W. Hughes. 2010. “A Study of the Efficacy
of Altman’s Z To Predict Bankruptcy of Specialty Retail Firms Doing Business in
Contemporary Times”. Economics & Business Journal: Inquiries &
Perspectives 3(1). University of Nebraska at Kearney and Central
Washington University.
Imanzadeh,
Peyman., Jouri-Mehdi Maran and Petro Sepehri. 2011. A Study of the Application
of Springate and Zmijewski Bankruptcy Prediction Models in Firms Accepted in
Tehran Stock Exchange. Australian Journal of Basic and Applied Sciences,
5(11): 1546-1550 . Islamic Azad University, Iran.
June
Li. 2012. Prediction of Corporate Bankruptcy from 2008 Through 2011. Journal
of Accounting and Finance 12(1). University of Wisconsin, River Falls.
Nidhi,
Arora and Jatinderkumar R. Saini. 2013. Time Series Model for Bankruptcy Prediction
via Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System. International Journal of Hybrid
Information Technology. 6(2). India.
Odipo
M.K. and Sitati, A. 2010. Evaluation Of Applicability Of Altman’s Revised Model
in Prediction Of Financial Distress: A Case Of Companies Quoted in The Nairobi
Stock Exchange. Journal of Business Failure Prediction.
Pradhan,
Roil. 2011. Prediction Of Z Score For Private Sector Banking Firms. International
Referred Research Journal. 2(22). ISSN-0975-3486, RNI: RAJBIL 2009/30097.
Ramadhani,
Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, Dan Altman Modifikasi Dengan
Ukuran Dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Siasat Bisnis. 13(1).
Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas.
Sinambela,
Sarton. 2009. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Makanan Dan Minuman: Dengan
Pendekatan Metode Altman Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode 2003-2007. Majalah Forum Ilmiah. 3(7). Fakultas Ekonomi
Universitas Mpu Tantular.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Wiagustini, Ni Luh
Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University
Press.
www.idx.co.id
Sumber : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122425&val=986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar