Senin, 06 Juli 2015

RINGKASAN NOVEL : CA-BAU-KAN ( HANYA SEBUAH DOSA )

PENULIS           : REMY SYLADO
 
 
Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara seorang perempuan asli Betawi bernama Siti Noerhaijati yang biasa dipanggil Tinung dan 2 pria bernama Tan Peng Liang. Tan Peng Liang yang pertama berasal dari Bandung , seorang rentenir yang kejam sedangkan  yang kedua berasal dari Semarang yang seorang pengusaha tembakau.
Awal kisah diawali ketika Tinung wanita muda yang sedang hamil harus ditinggal mati oleh suaminya. Menyebabkan ia dibenci oleh mertuanya dan kemudian diusir. Dan ia kembali pulang ke rumah orang tuanya. Dan iapun harus kehilangan janinnya karena keguguran. Setelah itu ia disuruh kerja oleh ibunya yang tidak menginginkan Tinung terus berdiam diri di rumah. Dan ia diajak oleh sepupunya yang bernama sodah untuk menjadi seorang “Ca-Bau-Kan” . Seorang  “Ca-Bau-Kan” yang sering "menghibur" orang Tionghoa pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Ia bekerja sebagai seorang “Ca-Bau-Kan” di suatu tempat yang dinamakan Kali Jodo. Karena ditempat ini sudah terlestari kebiasaan-kebiasaan imigran Tionghoa mendapatkan jodoh. Awal mulanya Tinung tidak ingin bekerja disini api karena terus didesak akhirnya ia harus mau melayani pria-pria tiap malam. Sampai suatu malam ia bertemu dengan Tan Peng Liang asal dari Bandung. Karena Tan Peng Liang tertarik terhadap Tinung iapun mengajak Tinung untuk ikut bersamanya. Tinung pun mau walaupun pada awanya ia menolak. Mereka tinggal satu rumah meskipun mereka belum menikah. Tan Peng Lian yang seorang rentenir yang kejam membuat Tinung tidak betah tetap tinggal disana karena ia harus menyaksikan penyiksaan teradap orang-orang yang tidak membayar hutangnya. Sampai pada suatu hari ia menyaksikan penyiksaan anak buah Tan Peng Liang memberikan penyiksaan yang sadis sampai orang itu mati terbunuh. Tinung pun melarikan diri dari tempat itu. Dan itu membuat Tan Peng Liang marah dan menyuruh anak buahnya untuk mencari Tinung. Akhirnya tinung ditemukan dan ia mendapat sisaan dari Tan Peng Liang, Tan Peng Liang takut bila Tinung pergi ia akan menceritakan kesadisannya kepada orang-orang. Tetapi pada akhirnya juga ia dapat melarikan diri. Tinung yang sedang hamil saat itu kembali ke orang tuanya. Dan ia pun diajak oleh sepupunya untuk menyanyi menghibur orang-orang. Tinung pun mau. Tinung pun melahirkan. Tan Peng Liang pun dikabarkan sudah meninggal.
Kemudian ada seorang pria yang tertrik pada Tinung, ia adalah Tan Peng Liang dari Semarang. Tinung merasakan hal yang sama pada tan Peng Liang.Tan Peng Liang mengajak tinung ikut bersamanya, tetapi Tinung bingung karena ia mempunyai anak yang masih bayi Tan peng Lian tidak keberatan dan ia pun menyuruh Tinung membawa anaknya ikut bersama mereka. Tan Peng Lian pun mengajak Tinung pergi ke rumah orang tuanya untuk mengenalkan Tinung. Mereka pun disetujui. Tan Peng Lian sebelumnya sudah mempunyai istri yang kini sakit-sakitan dan dua orang anak. Anak-anak Tan Peng Liang tidak menyukai Tinung, karena mereka merasa setelah ayahnya menikahi Tinung mereka dan ibunya atau istri tan Peng Liang tidak mendapat perhatian lagi dari Tan Peng Liang. Dan pada suatu saat ketika Tan Peng Liang pergi dan Tinung sendiri dirumah, anak-anak Tan Peng Liang pergi mendatang Tinung ereka mencaci-maki Tinung dan menyiksa Tinung serta mengusir Tinung. Tinung pun tidak berdaya kemudian Tinung pun pergi meninggkalkan rumah.
Tan Peng Liang sampai rumah memanggil-manggil Tinung. Ia pun tak mendapati Tinung berada dirumahnya. Ia menemukan puntung rokok yang dipakai anak-anaknya untuk menyiksa Tinung. Dengan amarah ia menemui anak-anaknya. Ia menanyakan keberadaan Tinung dan apa yang terjadi ketika ia pergi. Anak-anaknya bersikap pura-pura tidak tau. Tan Peng Lian pun terus mencari Tinung karena pada saat itu Tinung sedang hamil. Akhirnya Tinung bertemu lagi dengan Tan Peng Liang, Tinung melahirkan anak perempuan dan diberi nama Giok Lan. Anak pertamanya pun diberi nama yang sama yaitu Giok Lan. Mereka hidup bahagia. Tang Peng Liang yang seorang pengusaha Tembakau memiliki musuh yang bernama Thio Boen Hiap. Thio Boen Hiap pun memiliki rencana untuk membakar gudang tembakau milik Tan Peng Liang. Ia menyuruh dua orang anak buahnya.Tetapi rencana itu diketahui oleh keponakan Tan Peng Liang yang pada saat itu sedang menjaga gudang itu. Anak buah Thio Boen Hiap pun ditangkap dan yang satunya lagi berhasil kabur. Anak buah yang tertangkap menjadi bulan-bulanan Tan Peng Liang dan keponakannya. Mereka terus menyiksa dengan sadis agar orang itu memberi tahu siapa yang menyuruhnya. Karena tidak kuat lagi dengan siksaan akhirnya ia memberi tahu bahwa Thio Boen Hiap lah yang menyuruhnya. Dan Tan Peng Liang pun mempunyai rencana dimana dia tetap membakar gudangya sendiri dan membiarkan anak buah Thi Boen Hiap tewas terbakar bersama gudangnya. Akhirnya kasus ini terbawa ke meja hijau. Thio Boen Hiap pun tertangkap. Kelicikan demi kelicikan terus dilakukan Tan peng Liang untuk melindungi dirinya. Tetapi pada akhirnya Tan Peng Liang pun tertangkap. Dan Thio Boen Hiap dibebaskan. Dan satu lagi yang tidak ketahui orang-orang bahwa selama ini ia mempunyai gudang yang dijadikan untuk membuat uang palsu diketahui. Dengan kelicikannya Tan Peng Lian berhasil kabur dari penjara dan pergi ke luar negeri. Dia pun berpura-pura mati. Semua kelurga yang mengetahui sandiwara ini terlihat sangat terpukul dengan kematian Tan Peng Liang. Dan setelah kepergian Tan Peng Liang, Tinung kembali ke rumah orang tuanya. Dan anak-anaknya diadopsi oleh orang Belanda. Ia hanya dapat mendengar kabar anak-anaknya dari surat-surat yang dikirimkan oleh orang tua asuhnya di Belanda. Lama kelamaan Tinung tidak mendapati kabar  dari anak-anaknya.
Suatu saat ia diculik oleh Tentara Jepang. Ia dijadikan sebaga wanita yang harus melayani tentara-tentara Jepang yang pada saat itu sedang terjadi penjajahan di Indonesia. Tinung yang sudah tidak kuat berada disitu dengan perlakuan-perlakuan tentara Jepang akhirnya berhasil melarikan diri. Tan Peng Liang yang kembali ke Indonesia mencari keberadaan Tinung dan ia mengetahui bahwa orang yang menemukan Tinung adalah Pamannya. Pamannya berhasil menemukan Tinung dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Kotor, dekil, bau, compang-camping itulah keadaan Tinung ketika ditemukan. Tinung pun dibawa ke rumah sakit yang dapat menangani keadaan Tinung. Tinung sempat berputus asa ia ingin mengakhiri hidupnya.Tan Peng Liang pun menemui Tinung dan setelah itu Tan Peng Liang menanyakan keberadaan anak perempuannya kepada Tinung, Tinung pun memberi ahu Tan Peng Liang bahwa anaknya telah dibawa ke Belanda oleh orang yang ingin merawatnya. Tan Peng Liang pun terlihat sedih. Dan sandiwara Tan Peng Liang yang pura-pura meninggal akhirnya diketaui. Thio Boen Hiap yang menjadi dalang dari semua ini akhirnya meninggal.  Tinung pun kembali hamil dan melahirkan anak laki-laki.
Beberapa tahun kemudian, anak-anak Tan Peng Liang beranjak dewasa. Dan anak perempuan Tan Peng Liang belum diketahui keberadaannya. Sampai suatu hari Tan Peng Lian pun meninggal dunia karena diracun oleh musuhnya dulu yang tak lain adalah atasan Thio Boen Hiap yang masih menaruh dendam pada Tang Peng Liang. Karena tidak tahan ditinggal oleh suami tercintanya akhirnya Tinung pun meninggal setelah tergelincir dan jatuh dari tangga.
Diakhir cerita datang seorang perempuan tua yang datang dari Belanda bernama Nyonya Dijkhoff, dan ia adalah Giok Lan putri dari Tinung dan Tan Peng Liang. Ia pun berhasil dapat menyelesaikan masalah ayahnya dan setelah semua masalah selesai ia kembali ke Belanda.
MANFAAT/PELAJARAN YANG DIPEROLEH DARI NOVEL INI :
  1. Dari sisi seorang Tinung yang sebagai seorang Ca-Bau-Kan, yaitu perempuan yang mampu bertahan dan belajar menjadi seseorang yang semakin pintar karena keadaan, dan tetap menjadi permpuan yang selalu sayang dan mengabdi kepada suami dan keluarganya.
  2. Melalui kesaksian Giok Lan, putri dari Tinung dan Tan Peng Liang, kita mendapatkan pelajaran tentang nasionalisme Tionghoa dan  juga kekuatan hati Tinung. Serta mendapatkan cinta kasih yang tulus seta penuh dengan kebaikan dan tanpa pamrih.
  3. Dan melalui kisah ini juga kita dapat melihat sisi sebuah perjuangan bangsa Indonesa dalam meraih kemerdekaan.

REFERENSI FILM HOROR

KM 97 ( 2013 )

IDENTITAS FILM 


JUDUL FILM                        : KM 97
SUTRADARA                       : JOSE PURNOMO
PRODUSER                          : UCE RAYAMAJA DAN HEDY SURYAWAN
PEMERAN                            : RESTU SINAGA, FEBY FEBIOLA, AUGUST MELAZ
STUDIO                                : ARCADIA PICTURES
GENRE                                 : HOROR


SINOPSIS

Sebuah keluarga kecil terdiri dari Anton ( Restu Sinaga ), Lidya ( Feby Febiola), dan putranya Bintang, baru saja tiba dari Italia menuju Bandung meski sudah larut malam. Di tengah perjalana, di Jalan Tol Cikampek Km 90-an, Bintang ingin buang air kecil meski area istirahat masih jauh, Lidya pun meminta Anton untuk berhenti di pinggir jalan dan menunggu Bintang buang air kecil di semak-semak. Setelah selesai, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Malam hari mereka tiba di Bandung disambut oleh Mang Ule (45 tahun)orang kepercayaan keluarga yang sudah puluhan tahun tinggal bersama keluarga Anton. Melewati malam Lidya merasakan rumah mertuanya ini tak bersahabat padanya, beberapa kali muncul penampakan-penampakan yang membuatnya takut. Keesokan harinya kejadian-kejadian aneh dan mengerikan terjaddi lagi, pembantu rumah tangga Bi Leha tiba-tiba hilang begitu saja. Tak berapa lama Lilis (25), pegawai Kebun Bunga, juga hilang dipinggir hutan. Lidya semakin yakin ada kekuatan gelap yang menguasai rumah dan seisinya, Lidya pun berusaha keras untuk melindungi Bintang.

Arwah mertua Lidya semakin sering muncul, Lidya menduga arwah nenek lah yang menyebabkan ini semua. Kakek justru menunjuk Bintang sebagai penyebabnya. Sebagai seorang ibu Lidya tidak rela dan tidak percaya. Saat Lidya sadar bahwa Bintang yang mereka hadapi ini adalah bukanlah Bintang anak mereka tapi sudah dirasuki oleh kekuatan ghaib, merekapun segera mengembalikan anak ini ke asalnya dengan segala cara agar mendapatkan kembali Bintang yang sebenarnya.


RINGKASAN FILM

Sebuah keluarga kecil yang terdiri dari Anton, Lidya dan putranya Bintang. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Bandung yaitu kediaman orang tua Anton. Di tengah perjalanan tepatnya di jalan tol tepat di KM 97 mobil mereka tiba-tiba berhenti dan Anton pun segera memeriksa keluar.Bintang pun segera keluar dan berlari kea rah hutan. Beberapa lama kemudian orang tuanya pun khawatir karena Bintang tak kunjung datang. Dan mereka pun mencari keluar  dan memanggil-manggil Bintang tapi Bintang tak terlihat di sekitar tempat itu. Mereka pun saling menyalahkan dan ketika mereka kembali ke mobil alangkah terkejutnya mereka karena Bintang sudah berada dalam mobil. Mereka merasa aneh tapi ta menghiraukannya dan kembali melanjutkan perjalanan. Setelah kejadian itu sikap Bintang menjadi berubah. Dan saat larut malam mereka pun tiba dan diambut oleh penjaga rumah itu yaitu Mang Ule. Mang Ule pun mengajak mereka masuk lalu segera memberitahu ayah Anton. Anton segera menemui ayahnya. Dia ingin meminta maaf karena pada saat ibunya meninggal Anton tidak pulang dan itu membuat Ayahnya kecewa dan bersikap dingin terhadap istrinya Lidya, karena dia menganggap dial ah penyebab Anton tidak pulang.  Dan pada saat Anton menemui ayahnya Lidya melihat-lihat isi dari rumah itu, begitu juga dengan Bintang yang langsung berlari entah kemana. Dan ternyata Bintang pun pergi ke suatu ruangan dimana seorang pembantu ada  disana tetapi anehnya ketika dia melihat Bintang dia malah berteriak ketakutan kemudian terjatuh. Esok paginya suasana di ruang makan, mereka pun ada berkumpul disana. Dirumah itu Ayah Anton tinggal dengan adiknya, Lilis si pejaga kebun bunga. Dan Lilis adalah orang yang dulunya dekat dengan Anton. Bisa dibilang Lilis juga yang sekarang mengursi Ayah Anton karena sudah dianggap menjadi keluarga sendiri. Tapi untunglah masih ada adik perempuan Anton yang bersikap baik dan ramah terhadap Lidya. 

Rumah itu masih kental dengan adat jawa yang kental yang dianut oleh Ayah Anton. Setiap hari Lilis selalu membawa sesuatu yang berasap (semacam sajen) mengelilingi rumah itu. Dan ketika sampai di kebun bunga berbentuk rumah kaca. Dia kaget karena melihat sosok Bintang berdiri didepan rumah kaca itu, dan tatapan Bintang itu membuat Lilis seperti ada yang mencekiknya dan untunglah pada saat itu Lidya keburu datang dan Lilis pun selamat dari terror Bintang. Setelah adanya Bintang di rumah itu kejadian-kejadian aneh dan menyeramkan sering terjadi. Salah satunya dirasakan oleh Mang Ule dan istrinya sehingga mereka segera pindah dari tempat itu. Sikap aneh yang terlihat dari Bintang adalah Bintang selalu kepanasan dan mengamuk jika mendengar ayat-ayat suci Alquran. Itu terjadi ketika istri Mang Ule mengaji dan pada saat acara tahlilan di rumah Anton tiba-tiba Bintang menjerit ketakutan. Lidya pun segera menemui dan menenangkan Bintang.

Pada malam harinya, kamar Lilis ada yang mengetuk, ketika dibuka ternyata tak ada siapa-siapa. Lilis pun kembali ke tempat tidurnya. Tapi tak lama kemudian pintunya ada yang mengetuk kembali dan ternyata dia adalah Bintang. Lilis pun mempersilahkan masuk, dan kejadian menegerikan terjadi tiba-tiba Lilis diserang dan kemudian dia tewas terbunuh. Esok paginnya Ayah Anton tak melihat sosok Lilis dia pun menyuruh Mang Ule untuk mencarinya. Mang Ule pun segera mencari Lilis ke kamarnya alangkah terkejutnya dia ketika melihat Lilis telah terbujur kaku berlumuran darah. Dia pun segera berlari untuk melapor ke majikannya itu tapi belum sempat dia lapor dia juga terbunuh secara tragis di gudang. Ayah Anton yang semakin khawatir karena Mang Ule tak kunjung datang menyuruh Anton untuk mencarinya. Dan Anton pun menemukan Mang Ule yang sudah terbunuh dan segera menyampaikan kabar buruk ini pada ayahnya. Ayahnya pun aneh dengan rentetan kejadian yang aneh yang terrjadi dirumahnya. Lidya pun selalu dihantui oleh sosok nenek-nenek. Ketika dia belanja ke supermarket sosok itu muncul, ketika dia lari pagi dia pun bertemu dengan sosok itu, dan pada saat dia berziarah ke makam mertuanya dia pun menemui sosok itu.

Konflik terjadi ketika Lidya mulai tidak tahan dengan sikap dingin yang ditunjukan Ayah Anton. Dan ini kerap membuat Lidya dan Anton berselisih paham. Dan juga Lidya sudah mulai merasakan hal-hal aneh dirumah itu. Lidya selalu merasakan hal-hal mistis dirumah itu. Dan dia pun selalu ingin melindungi Bintang. Begitupun dengan Bintang yang seolah tak ingin jauh dari Lidya. Di sisi lain Ayah Anton meganggap bahwa Bintang adalah penyebab terjadinya kejadian-kejadian yang aneh dirumahnya itu karena dia merasa ada yang tidak beres dengan Bintang. Dan hal ini pun membuat Lidya kesana. Pada suatu malam Anton didatangi oleh sosok ibunya yang sudah meninggal. Ibunya terlihat sangat cantik. Anton lalu bersujud dan meminta maaf pada ibunya. Dia menangis. Dan setelah ibunya berbicara pada Anton sosoknya pun kemudian menghilang. 

Puncaknya adalah ketika Ayah Anton bicara pada Anton bahwa anak yang sedang bersama Lidya itu adalah bukan Bintang anak mereka. Tadinya Anton tidak percaya tetapi Ayahnya meyakinkan Anton. Dan Anton pun percaya dia segera memberitahu Lidya. Lidya marah dan tidak terima dengan apa yang dikatakan Anton kalo anak itu bukan Bintang. Anton pun menyuruh Lidya membawa Bintang ke kamar Ayahnya dan bercermin karena cermin itu adalah bukan sembarang cermin. Lidya pun segera bergegas menuju kamar mertuanya dengan menggenggam tangan Bintang. Lidya pun berdiri tepat di depan cermin dan alangkah terkejutnya ketika dia melihat sosok yang disampingnya adalah bukan Bintang putranya melainkan sosok anak kecil botak yang menyeramkan. Dia pun segera memanggil Anton. Setelah semua terbongkar Ayah Anton segera menyuruh Lidya dan Anton mengembalikan sosok itu ke tempat dimana dulu Bintang pernah menghilang dan tempat itu adalah tepat berada jalan tol KM 97. Mereka pun bergegas pergi. Dan ketika mereka hampir sampai peristiwa mengerikan terjadi, sosok itu menyerang Anton yang sedang menyetir dan akhirnya mobil mereka mengalami kecelakaan yang sangat tragis. Dan mereka pun meninggal. 

Bintang . Ternyata selama ini dia berada di kantor polisi. Polisi menemukan Bintang seorang diri dipinggir jalan pada saat kejadian malam itu. Dan cerita diakhiri dengan kisah Ayah Anton yang seorang diri dirumah dan kemudian dia diserang oleh sosok menyeramkan itu. SEKIAN!!!


KELEBIHAN :

·        Berbeda dari film horror Indonesia yang kebanyakannya terdapat adegan-adegan syurnya
·        Musik dan lagu Jawanya membuat merinding

KEKURANGAN :

·        Terkadang sesekali suara musiknya terlalu keras dan mengganggu konsentrasi saat menonton
·        Masih belum terasa horror yang benar-benar horror


PENILAIAN TERHADAP FILM 

Horrornya  memang terasa tetapi saya merasakan masih biasa-biasa saja, film ini berbeda dengan kebanyakan film horror Indonesia yang selalu ada adegan yang dibumbui dengan aegan syurnya. Film ini mampu membuat sebagian seisi bioskop teriak ketika adegan horornya. Adat Jawa yang sangat kental. Musik dan lagu jawanya mampu membuat merinding. Saya masih belum mengerti kenapa sosok hantu itu harus sampai membunuh seluruh keluarga Anton. Asal usul dari sosok menyeramkan itu tidak diceritakan. Dan masih menyisakan tanya dalam benak saya yaitu tentang keadaan Anton dan Lidya setelah terjadi kecelakaan serta  kenapa tiba-tiba sosok menyeramkan itu menyerang Ayah Anton di akhir cerita, entah itu motif balas dendam atau apa. Tetapi di akhir kisah mampu membuat saya terharu dan sedih yaitu merasa iba ketika Bintang harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus